Options
Peranan bahasa dalam kebudayaan [The role of language in culture]
Citation
Muhammad Ariff Ahmad. (1977, May 1). Peranan bahasa dalam kebudayaan [The role of language in culture; Radio broadcast transcript]. In Sari Budaya. Radio and Television of Singapore (RTS). https://hdl.handle.net/10497/19971
Author
Muhammad Ariff bin Ahmad
Abstract
Transkrip ini adalah untuk siaran rancangan Sari Budaya di Radio Singapura. Ia menyentuh peranan bahasa dalam perwujudan, perkembangan dan pencapaian kebudayaan. 'Bahasa' bukan hanya sebagai alat komunikasi tetapi ia bersifat kultural. Ia mencetuskan ilham dan mendorong manusia ke tahap lebih baik dalam hidupnya dan mempertinggi kebudayaannya. Pendidikan moral yang tersembunyi di sebalik perbilangan 'orang berbudi kita berbahasa' dan 'ada budi ada batas' menunjukkan bahawa dalam hidup bermasyarakat, manusia tidak harus menyendiri tetapi harus hidup saling sandar-menyandar. Konsep hidup sandar-menyandar dan merasa bertanggungjawab dalam kehidupan para anggota masyarakat Melayu lama terkanun dalam perbilangan Adat Pepatih. Menurut kanun itu, sesuatu rancangan harus dikerjakan secara muafakat dan dengan satu kepimpinan yang teratur. Penyampai mengongsikan contoh-contoh perbilangan lain di mana konsep hidup bermasyarakat yang dinyatakan menerusi perbilangan itu masih sesuai buat zaman kini. Untuk melayakkan kita hidup dalam masyarakat moden berdasarkan konsep perbilangan adat tersebut, maka kita harus menyesuaikan diri kita dengan keadaan-keadaan menurut ajaran-ajaran bahasa dan kebudayaan kita yang mengatakan, "Di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung".
This transcript on language and its role in culture is prepared for a cultural program, Sari Budaya, which was aired on Radio Singapore. The writer discusses that language is not only a communication tool but also cultural as it becomes an inspiration and impetus for man to make his life better; and thus enhancing his culture. The writer touches on a number of proverbs on being courteous and virtue in speech, and that courtesy is not boundless. There are moral values hidden in these proverbs to show that man does not live alone. Each person is mutually dependent on another. The concept of living harmoniously and being dependent and responsible for each other in community is an old Malay principle. It is found in the customs of 'Adat Pepatih'. According to that principle, a plan should be carried out with communal consensus and proper leadership. The presenter shares examples of other proverbs where such concept and principle are still valid presently. And to live in the modern community based on that principle, we have to adapt ourselves according to the values of our language and culture. One of which says, "Di mana bumi dipijak di situlah langit dijunjung" (When in Rome, do as the Romans do).
Date Issued
May 1, 1977