Options
Hidup insani [Human life]
Citation
Muhammad Ariff Ahmad. (n.d.). Hidup insani [Human life]. https://hdl.handle.net/10497/20515
Author
Muhammad Ariff bin Ahmad
Abstract
Artikel ini mengenai 'Hidup insani' tulisan MAS. Pujangga Indonesia Tuan Sarapati, di dalam sajaknya 'Indonesia Baru', telah memberikan bandingan dan timbangannya tentang manusia dan masyarakat itu seperti bangunan sebatang pokok rendang yang mempunyai perhubungan taut-bertaut antara akar, batang, daun dan seluruh anggota pokok. Begitu juga perhubungan manusia dengan manusia dalam masyarakat itu, tidak ubah seperti hidupnya listerik yang mempunyai kawat sirat menyirat. Menurut penulis lagi, "Maka antara kita bersaudara sama menjadi anggota dalam satu tubuh keluarga masyarakat yang mempunyai perhubungan rangkai berangkai. Jika tuan ibarat sehelai daun melenggang lenggok ditiup angin, dia seperti dahan yang turut merasa segar, maka saya seperti akar atau batang yang turut tersenyum menyambut ne'mat dan 'inayah Tuhan. Jika saudara diumpamakan seperti sebuah mentol (bulb) dan saya punca hidupnya (switch) maka dengan serta-merta alam sekeliling saudara terang benderang. Namun sinaran akan menjadi gelap gulita sekiranya kawat yang sirat menyirat memperhubungkan antara tuan dan saya terputus seutas dua. Kawat ghaib yang tidak dapat dipandang dengan mata kepala tidak mempunyai dzat tetapi mempunyai sifat; itulah 'Iman', Iman kepada Allah. Setelah kita bertauhid kepada Ilahi, mempunyai keyakinan kepada kelebihan batin maka barulah kita diizinkan Allah untuk dapat melihat kawat sirat menyirat yang meperhubungkan antara manusia dan manusia itu. Di sini baharu tenyatalah bahawa kawat-kawat ajaib yang memperhubungkan kebatinan tuan dan saya adalah perasaan 'kasih sayang'. Jikalau salah seorang antara kita sudah dihinggapi penyakit jiwa (inferiority complex) maka; kawan menjadi lawan, sahabat menjadi seteru, penganjur menjadi penghancur, pengikut-pengikut lalu berontak. Masing-masing menyangkakan dirinya sahaja yang betul, selain darinya semuanya salah belaka. Di kala itulah persengketaan terjadi, perselisihan berlaku dan terus berbangkit perbahasan, pertengkaran, perkelahian dan peperangan. Sebab hidup yang selalu mengikut aliran nafsu itu semata-mata mendatangkan akibat yang tidak diingini sekali dan nafsu itulah satu sebab daripada beberapa sebabnya rosak rohani seseorang."
This article is about 'Hidup insani' (Human life) written by MAS. The Indonesian poet Tuan Sarapati, in his poem 'Indonesia Baru', has given comparisons and scales about humans and society such as the structure of a shady tree that has a link between the roots, stems, leaves and all parts of the tree. This is likened to human relations in the society, it does not change, just like the network of electricity wires that are enmeshed. As members of a family unit of the community, we have a network of relationships just like the network of electicity. According to the writer: "If you are like a leaf swaying in the wind, he is like the branch that will also feel the freshness of the wind, then I am like the root or the stem that will smile to welcome God's blessings, help and assistance. If you are likened to a bulb and I am the source of life (switch) then immediately the environment around you will be bright. But the brightness will become dark if the wires which connects the bulb (you) and switch (me) breaks, even one or two. These invisible wires that cannot be seen with the naked eye have no substance but they have properties, that is 'Iman' (Faith), which is Iman in God. Only when we have a single belief in the Divine and have confidence in the inner superiority, then only, are we allowed by God to be able to see the 'wires' that connect between man and man. It is clear that the magical wires that connect my heart and yours is the feeling of 'love'. If one of us suffers from mental illness (inferiority complex) then; 'kawan menjadi lawan' (friends become opponents), 'sahabat menjadi seteru' (friends become enemies), 'penganjur menjadi penghancur; (organizers become destroyers), 'pengikut-pengikut lalu berontak' (followers become rebels). Everyone thinks he is the only one who is right, apart from that everyone else is wrong. Then that will be the time when strife will break out and there will be disputes, quarrels, fights and wars. Because life which follows a journey of lust alone will bring about unintended consequences and lust is one of the reasons why some people are spiritually damaged."